Rabu, 10 Agustus 2011

SEJARAH ISLAM SETELAH MASA NABI MUHAMMAD SAW

                     Menjelang Rasulullah Saw wafat,beliau memiliki firasat bahwa itulah saat-saat terakhirnya.Dalam keadaan yang sekarat,Rasulullah Saw mengumpulkan para sahabat,dan ahli keluarganya.Semua berkumpul di dalam kesedihan melihat Rasulullah yang sudah terbaring lemah tak berdaya.Dalam suasana itu Rasulullah sempat bersabda pada orang-orang yang berkumpul mendampingi beliau,"Adakah di antara kalian yang pernah aku sakiti?",pada saat itu Bilal-pun menjawab,"Aku ya Rasul!,dulu engkau memiliki cambuk pengendali onta yang mengenai punggungku",kemudian Rasulullah memanggil putrinya Fatimah,dan bersabda kepadanya,"Wahai Fatimah ambilkanlah cambuk tersebut dan berikanlah kepada Bilal sahabat ku ini!".Fatimah mengambilkan cambuk tersebut kemudian memberikannya kepada Bilal sambil berkata,"Wahai Bilal!,sungguh teganya engkau pada saat-saat sekaratnya Rasulullah untuk menagih qisas,di manakah belas kasihmu yang dulu pernah Rasulullah berikan kepadamu?!",Rasulullah Saw menyanggah ucapan Fatimah tersebut, "Fatimah,sudahlah!.Berikanlah cambuk itu kepada Bilal,ia pantas menagihnya",ungkap Rasulullah sembari tersenyum.Kemudian Rasulullah Saw membuka pakaiannya,lalu memberikan punggungnya yang putih bersih itu kepada Bilal untuk di cambuk.Ketika Bilal melihat punggung Rasulullah Saw,pada saat itu Bilal membuang cambuk yang ada di tangannya,kemudian ia menangis dan memeluk punggung Nabi sambil berkata,"Sungguh inilah impian terbesarku untuk dapat memeluk tubuhmu yang bersih ini ya Rasulullah!".Seketika itu pula keharuan menyelimuti hati setiap orang yang menyaksikan peristiwa tersebut.
                     Hingga suatu ketika,di saat Rasulullah sudah mulai merasakan ajalnya sudah dekat,Rasulullah Saw bersabda,"Aku telah meninggalkan 2 perkara di tengah-tengah kalian,barang siapa di antara kalian yang berpegang teguh pada 2 perkara tersebut maka niscaya kalian tidak akan tersesat,adapun 2 perkara tersebut adalah Kitabullah (Al Qur'an) dan Sunnah-ku (Hadist)".Hingga pada beberapa saat kemudian,Rasulullah Saw-pun memejamkan mata untuk selama-lamnya.
                     Setelah Rasulullah Saw wafat,sebagian sahabat dari kaum Anshar dan beberapa orang dari kaum Muhajirin berkumpul mengadakan musyawarah di Saqifah Bani Sa'idah untuk memilih siapa yang akan menggantikan posisi Nabi Saw untuk memimpin umat islam selanjutnya.Sebab Rasulullah tidak pernah memberikan wasiat atau menunjuk siapa calon pengganti beliau setelah sepeninggal beliau.Hanya saja Rasulullah menyerahkan perkara tersebut kembali kepada kaum muslimin.
                     Di dalam pertemuan tersebut,sempat terjadi perdebatan yang seru antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin dalam memilih callon pemimpin umat selanjutnya.Ada yang menginginkan Ali Bin Abithalib sebagai pemimpin umat islam selanjutnya,ada pula yang menginginkan Abu Bakar,bahkan Ustman Bin Affan dan Umar Bin Khatab.Setelah melewati perdebatan yang seru,akhirnya di tunjuklah Abu Bakar dengan segala pertimbangan. Semua sahabat yang ikut di dalam musyawarah setuju untuk mengangat Abu Bakar menjadi pemimpin umat islam setelah Nabi Saw.Hingga Abu Bakar-pun menjadi Khalifah yang pertama.

SEJARAH ISLAM DI MASA KHULAFA'UR RASYIDIN

1.MASA KEKHALIFAHAN ABU BAKAR AS-SIDDIQ RADIYALLAHU 'ANHU

                     Pada kisah sebelumnya di ceritakan bahwasannya Rasulullah Saw tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang akan menggantikan beliau setelah beliau wafat.Rasulullah Saw tampaknya menyerahkan hal itu sepenuhnya kepada kaum muslimin.Karena itu,tidak beberapa lama setelah Nabi Saw wafat,belum lagi jenazah beliau di kuburkan,sejumlah kaum Anshar dan Muhajirin berkumpul di balai Saqifah di tengah-tengah kota Bani Sa'idah-Madinah.Mereka bermusyawarah untuk mencari siapa yang akan menggantikan Rasulullah meneruskan kekuasaan islam.Musyawarah tersebut berlangsung seru dan alot,kaum Anshar dan kaum Muhajirin sama-sama merasa pantas untuk mengemban tampuk kepemimpinan islam setelah Rasulullah Saw wafat.Namun dengan tetap mengedepankan Ukhwah Islamiah,akhirnya Abu Bakar-pun terpilih menjadi pemimpin umat islam selanjutnya.Berbagai pertimbangan menjadi pilihan para sahabat pada saat itu untuk mengangkat Abu Bakar sebagai Khalifah,di antara pertimbangan tersebut adalah,ketika Rasulullah Saw hendak hijrah ke Yastrib (Madinah) pada awal mulanya,Abu Bakar-lah orang yang di pilih Nabi Saw untuk menemaninya hijrah,dan Abu Bakar juga adalah orang yang pertama mengakui Israj Mi'raj Nabi Saw maka ia di juluki dengan As-Siddiq (orang yang percaya).Dalam suatu riwayat pernah di ceritakan,ketika Nabi Saw sakit berat,Nabi Saw menunjuk Abu Bakar menggantikannya untuk menjadi imam shalat berjamaah,ini-lah indikasi yang membuat penduduk Madinah dan kalangan sahabat dari kaum Anshar dan Muhajirin sepakat mengangkat Abu Bakar menjadi pengganti Rasulullah Saw untuk memimpin islam selanjutnya.Akhirnya Abu Bakar di baiat menjadi khalifah pertama umat islam.
                     Sebagai pemimpin umat islam setelah Rasulullah Saw,Abu Bakar di sebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul Allah).Abu Bakar menjadi khalifah hanya kurun waktu 2 tahun,pada tahun 634 M ia meninggal dunia.
                     Masa sesingkat itu di habiskan oleh Abu Bakar untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di dalam negeri,terutama menghadapi sebagian suku arab yang tidak mau tunduk mengikuti kepemimpinannya.Beberapa suku tersebut berpendapat bahwa perjanjian mereka hanya kepada Rasulullah Saw,dan batal setelah Rasulullah Saw wafat,di sebabkan alasan tersebutlah mereka tidak mau taat pada pemerintahan Abu Bakar.Karena sikap keras kepala,dan penentangan mereka yang di anggap dapat membahayakan agama dan pemerintahan,akhirnya Abu Bakar ber-ij'tihad untuk memerangi golongan yang membangkang.Selain memerangi golongan murtad,di sisi lain Abu Bakar juga di hadapkan dengan perang menghadapi golongan Nabi palsu,Musailamah al-Kazzab (sang pendusta),yang menganggap dirinya sebagai Nabi pengganti Rasulillah Saw,di sisi lainnya juga Abu Bakar harus menumpas golongan orang-orang yang menolak mengeluarkan zakat meski golongan ini tidak secara keseluruhan menentang peraturan di dalam islam.Perang yang terjadi dalam peristiwa ini di sebut dengan perang Riddah (Perang melawan kemurtad'an).
Khalid Ibn Walid adalah panglima yang sangat berjasa dalam menumpas gerakan-gerakan murtad di dalam perang Riddah.
                     Pada masa kekhalfahan Abu Bakar sistim pemerintahan tidak begitu jauh berbeda dengan sistim pemerintahan di masa Rasulullah Saw.Keputusan dan kebijakan mutlak di tangan penguasa.Khalifah juga melaksanakan hukum yang telah di tetapkan dalam Al Qur'an dan As-Sunnah.Namun meskipun demikian Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya untuk bermusyawarah dalam menentukan perkara dan urusan dalam islam dan pemerintahannya.
                     Setelah Abu Bakar menyelesaikan konflik di dalam negeri,barulah ia mulai mengirimkan ekspedisi-ekspedisi perangnya ke luar Arabia.Khalid Ibn Walid di kirim ke Irak,dan ia-pun dapat menguasai wilayah al-Hirah di tahun 634 M.Ke Syiria juga di kirim ekspedisi perang di bawah komando 4 panglima,yaitu Abu Ubaidah,Amr Ibn 'Ash,Yazid Ibn Abi Sufyan,dan Syurahbil.Sebelumnya ekspedisi militer ke Syiria yang salah satu kelompok pasukannya di pimpin oleh Usamah Ibn Zaid sedangkan pada saat itu ia masih berumur 18 tahun.Di karenakan kekhawatiran Abu Bakar terhadap pengalaman dan usia Usamah Ibn Zaid untuk menaklukan wilayah operasinya,Khalid Ibn Walid-pun di utus untuk melapisi pasukan Usamah Ibn Zaid ini,Abu Bakar memerintahkan kepada Khalid Ibn Walid bersama pasukannya meninggalkan Irak  untuk bergabung bersama pasukan Usamah Ibn Zaid,dengan melalui padang pasir yang jarang di lalui manusia,Khalid Ibn Walid beserta pasukannya sampai di Syiria dan bergabung dengan pasukan Usamah Ibn Zaid.
                     Pada saat Abu Bakar meninggal,barisan depan pasukan muslimin pada saat itu tengah melaksanakan ekspansi di beberapa negara,yakni di Palestina,Irak,dan kerajaan Hirah.Pada saat itu pula Abu Bakar di gantikan oleh orang paling ia percayai yang telah banyak berjasa membantunya selama menjadi Khalifah,yakni Umar Ibn Khattab.Ketika Abu Bakar sakit dan ia merasa ajalnya sudah dekat,Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat,kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat islam.Keputusan Abu Bakar-pun di terima oleh rakyat islam yang segera berbondong-bondong membaiat Umar Ibn Kattab. 

2.MASA KEKHALIFAHAN UMAR IBN KHATTAB RADIYALLAHU 'ANHU

                     Pada masa Umar Ibn Khattab,ia menyebut dirinya sebagai Khalifah Rasulillah (Pengganti Nabi Allah),ia juga yang memperkenalkan istilah Amir al-Mukminin (Pemimpin orang-orang yang beriman).Di zaman Umar Ibn Khattab gelombang ekspansi (perluasan kekuasaan) pertama terjadi dalam penaklukan Ibu kota Syiria,kemudian Damaskus-pun jatuh tahun 635 M,dan setahun kemudian,setelah Pasukan Bizantium (Romawi) kalah di dalam pertempuran Yarmuk,seluruh daerah Syiria-pun jatuh di bawah kekuasaan islam.Dengan menjadikan Syiria sebagai basis,ekspansi militer-pun di teruskan ke Mesir di bawah komando Sa'ad Ibn Abi Waqqash.Kota Alexandria/Iskandaria,ibu kota Mesir dapat di taklukan pada tahun 637 M.Dari sana ekspansi di lanjutkan ke ibu kota Persia,al-Madain.Ibu kota al-Madain jatuh pada tahun itu juga.Pada tahun 641 M,Moshul dapat di kuasai.Dengan demikian pada masa kekhalifahan Umar Ibn Khattab wilayah kekuasaan islam sudah meliputi Jazirah Arabia,Palestina,Syiria,Mesir,dan sebagian besar wilayah Persia.
                    Karena perluasan wilayah kekuasaan terjadi begitu cepat,Umar Ibn Khattab segera membuat administrasi negara dengan mencontoh administrasi yang telah berkembang pada saat itu,terutama di kawasan Persia. Wilayah negara di atur menjadi 8 bagian propinsi.Makkah,Madinah,Syiria,Irak,Basrah,Kufah,Palestina,dan Mesir.Pada masa tersebut juga mulai di atur dan di tertibkan sistim pembayaran gaji dan pajak tanah.Pengadilan di dirikan,dan untuk menjaga keamanan serta ketertiban,kesatuan pasukan kusus di dalam negeri-pun di bentuk untuk bertanggung jawab dalam mengatasi keamanan dan ketertiban,atau sekarang lebih sering di sebut polisi.Umar Ibn Khattab juga mendirikan Baitul Mal,membuat mata uang,dan membuat tahun Hijriah.
                    Umar memerintah selama 10 tahun,sejak tahun 634-644 M atau 13-23 H.Masa pemerintahan Umar Ibn Khattab berakhir dengan terbunuhnya beliau.Umar Ibn Khattab di tikam dari belakang oleh seorang Majusi,budak dari Persia yang bernama Abu Lu'lu'ah.Setelah kematian Umar Ibn Khattab,maka di pilih-lah Ustman Ibn Affan sebagai Khalifah selanjutnya.Pada sebelum kematiannya Umar Ibn Khattab telah mengumpulkan 6 orang sahabat besarnya dan sekaligus sahabat-sahabat dekat Rasulullah pada zamannya,yakni Ali Ibn Abi Thalib,Ustman Ibn Affan,Sa'ad Ibn Abi Waqqash,Abdurrahman Ibn Auf,Thalhah,dan Zubair.
                    Umar Ibn Khattab memberikan wasiat kepada mereka untuk memilih salah satu di antara mereka yang akan menggantikan posisinya sebagai Khalifah apabila saatnya ia meninggal dunia nanti.Dan setelah Umar Ibn Khattab wafat,6 orang sahabat yang pernah di kumpulkannya itu bermusyawarah untuk memilih Khalifah pengganti selanjutnya.Akhirnya setelah terjadi pertimbangan yang sangat ketat antara 2 pilihan,yakni Ali Ibn Abi Thalib dan Ustman Ibn Affan.Maka di pilihlah Ustman Ibn Affan sebagai Khalifah selanjutnya yang menggantikan Khalifah sebelumnya.Setelah keputusan itu di ambil dan di umumkan,rakyat-pun beramai-ramai berbaiat kepada Ustman Ibn Affan.

3.MASA KEKHALIFAHAN USTMAN IBN AFFAN RADIYALLAHU 'ANHU

                     Di dalam masa pemerintahan Ustman Ibn Affan,644-655 M.Armenia,Tunisia,Cyprus,Rhoddes,Transaxania,Tabaristan,dan bagian yang tersisa dari Persia berhasil di taklukan.Ekspansi islam yang pertama berhenti sampai di sini.
                     Pemerintahan Ustman Ibn Affan berlangsung selama 12 tahun,pada masa-masa terakhir kekhalifahannya muncul perasaan tidak puas dan kekecewaan di kalangan umat islam kepadanya.Kepemimpinan Ustman Ibn Affan memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar Ibn Khattab.Hal ini di sebabkan hasutan dan fitnahan dari Abdullah Bin Saba' al-Yamani,salah seorang Yahudi yang berpura-pura masuk islam.
                     Abdullah Bin Saba' ini suka berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk menyebarkan fitnah kepada kaum muslimin yang baru keislamannya.Akhirnya,pada tahun 1655 M atau 35 H,Ustman di bunuh oleh kaum yang memberontak pada kekuasaannya,yang terdiri dari orang-orang yang berhasil terhasut oleh hasutan Abdullah Bin Saba'.
                     Salah 1 faktor yang menyebabkan banyak rakyat yang berburuk sangka terhadap kepemimpinan Ustman Ibn Affan adalah kebijakannya mengangkat ahli keluarganya dalam jabatan tinggi.Terutama pada pengangkatannya terhadap Marwan Ibn Hakam.Banyak yang menduga bahwa Marwan Ibn Hakam-lah yang menjalankan pemerintahan,sedangkan Ustman Ibn Affan menurut mereka hanyalah sebagai penyandang gelar Kekhalifahan saja.Setelah banyak dari anggota keluarganya yang menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan,Ustman bagaikan onta yang di kendalikan oleh kerabatnya.Ustman Ibn Affan tidak bisa berbuat terlalu banyak dan terlalu lemah pada kerabatnya,bahkan Ustman-pun tidak tegas terhadap kesalahan bawahannya.Harta kekayaan negara di bagi-bagi oleh kerabatnya tanpa terkendali oleh Ustman sendiri.Itu semua akibat fitnah yang di sebarkan oleh Abdullah Bin Saba'.Pada hal Ustman Ibn Affan-lah yang berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembangunan aliran air ke kota-kota.Ustman Ibn Affan juga membangun jembatan-jembatan,jalan-jalan,masjid-masjid,dan memperluas Masjid Nabi di Madinah.
                    Pada saat sebelum kematian Ustman Ibn Affan,di ceritakan bahwa rumah Ustman Ibn Affan sempat di kepung oleh kelompok pemberontak yang menyebar di setiap penjuru kota Madinah,kejadian itu terjadi pada saat orang-orang tengah berduyun-duyun menunaikan ibadah haji ke Makkah.Pengepungan itu terjadi selama 40 hari lamanya,di mulai pada bulan Ramadhan hingga Dzulhijah.Ustman Ibn Affan sebagai Khalifah di ancam dan di beri 2 pilihan oleh kelompok pemberontak,melepaskan kekhalifahannya,atau di bunuh.
                   Meski pada saat itu Ustman Ibn Affan adalah orang yang memiliki kekuasaan dan kekuatan sebagai Khalifah,namun Ustman tidak rela menumpahkan darah sesama muslim,dan akhirnya kelompok pemberontak memaksa masuk ke dalam rumahnya lalu membunuh Ustman pada saat ia sedang membaca Al Qur'an.Kejadian syahidnya Ustman tersebut persis seperti apa yang Rasulullah Saw kabarkan pada semasa hidup beliau.Rasulullah Saw pernah menyatakan bahwa kelak Ustman akan mati syahid.Ustman Ibn Affan akhirnya di makamkan di makam al-Baqi' di Madinah.
                   Setelah Ustman Ibn Affan wafat,rakyat beramai-ramai berbaiat kepada Ali Ibn Abi Thalib,dan Ali Ibn Ibi Thalib-pun resmi memimpin kekhalifahan selanjutnya.

4.MASA KEKHALIFAHAN ALI IBN ABI THALIB RADIYALLAHU 'ANHU

                   Ali Ibn Abi Thalib memimpin kekhalifahan hanya berselang 6 tahun,selama masa pemerintahannya,ia menghadapi masa pergolakan dan konflik yang banyak terjadi di negara islam,tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya bisa di katakan stabil.Setelah menduduki jabatan kekhalifahan Ali Ibn Abi Thalib memberhentikan beberapa gubernur yang di angkat di masa Ustman Ibn Affan.Ali Ibn Abi Thalib yakin pemberontakan-pemberontakan yang terjadi akibat kelalaian mereka.Ali Ibn Abi Thalib juga menarik kembali tanah yang di hadiahkan Ustman Ibn Affan kepada penduduk dengan mengutip hasil dan menyerahkan pendapatannya kepada negara.Dan Ali Ibn Abi Thalib juga kembali menerapkan sistim pajak tahunan pada setiap muslim sebagaimana yang pernah di terapkan di zaman kekhalifahan Umar Ibn Khattab.
Tidak lama setelah itu Ali Ibn Abi Thalib harus menghadapi pemberontakan Thalhah,Zubair dan Aisyah.Mereka beralasan bahwa Ali Ibn Abi Thalib tidak mau menjatuhkan hukuman kepada pembunuh Ustman Ibn Affan,dan mereka menuntut qisas terhadap darah Ustman Ibn Affan yang telah di tumpahkan secara zalim.
                     Ali Ibn Abi Thalib berusaha menghindari perselisihan tersebut.Ia-pun mengirimkan surat kepada Thalhah dan Zubair dan mengajak ke 2 nya untuk berunding untuk menyelesaikan perkara tersebut secara damai,namun ajakan tersebut di tolak.Akhirnya peperangan hebat-pun terjadi.Perang ini di kenal dengan perang Jamal (Unta),karena Aisyah dalam peperangan tersebut menunggang unta.Di dalam peperangan tersebut Thalhah dan Zubair akhirnya terbunuh,sedangkan Aisyah di kirim kembali ke Madinah.
Bersamaan dengan itu,kebijakan-kebijakan Ali Ibn Abi Thalib-pun juga banyak menimbulkan ketidak puasan yang berakibat terjadinya pemberontakan dari para gubernur di Damaskus.Muawiyah di dukung oleh sejumlah bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kehormatan akibat kebijakan Ali Ibn Abi Thalib mulai mengumpulkan orang-orang yang setia kepadanya yang kebanyakan dari kalangan militer.Kemudian Muawiyah mulai menyusun kekuatan perang untuk melakukan perlawanan kepada khalifah Ali Ibn Abi Thalib.
                     Setelah pemerintahan Ali Ibn Abi Thalib berhasil memadamkan pemberontakan Thalhah,Zubair dan Aisyah,Ali Ibn Abi Thalib-pun mulai memfokuskan kekuatan perang untuk di kirim  ke Damaskus dalam misi menumpas pemberontakan Muawiyah.Ali ibn Abi Thalib beserta sejumlah besar pasukannya bergerak menuju Damaskus.Mendengar kabar Ali Ibn Abi Thalib beserta pasukannya menuju Damaskus,Muawiyah-pun mempersiapkan bala tentaranya,dan menghadang Ali Ibn Abi Thalib beserta pasukannya di kawasan Shiffin.Akhirnya 2 kekuatan pasukan tersebut bertemu di Shiffin,lalu terjadilah pertempuran yang hebat.Peperangan tersebut di kenal dengan perang Shiffin.
                     Perang ini di akhiri dengan Tahkim (perundingan),akan tetapi tahkim tidak dapat menyelesaikan masalah.Bahkan tahkim berdampak buruk bagi khalifah Ali Ibn Abi Thalib,sebab beberapa kelompok dari pasukannya keluar dari ketaatan,kelompok ini sering di sebut-sebut sebagai al-Kawarij (orang-orang yang keluar dari barisan).Akibatnya kekhalifahan Ali Ibn Abi Thalib terguncang,dan umat islam-pun mulai berpecah belah menjadi 3 kekuatan besar,yakni golongan Muawiyah,Syi'ah (pengikut Abdullah Bin Saba' yang sebelumnya menjatuhkan kekhalifahan Utsman Ibn Affan) yang menyusup dalam barisan pasukan Ali Ibn Abi Thalib,dan golongan ke 3 adalah al-Kawarij penyebab lemahnya kekuatan pasukan Ali Ibn Abi Thalib.
Sementara di sisi lain posisi Muawiyah beserta pasukannya semakin kuat.
                      Pada 20 ramadhan 40 H atau 660 M,Ali Ibn Abu Thalib terbunuh oleh seorang anggota al-Kawarij yaitu Abdullah Ibn Muljam.Posisi khalifah pada saat itu sempat di gantikan oleh anak Ali Ibn Abi Thalib,yaitu Ali al-Hasan Ibn Ali,namun di karenakan al-Hasan menginginkan perdamaian dan menghindari pertumpahan darah,maka al-Hasan menyerahkan kekuasaan kekhalifahan kepada Muawiyah.Dan akhirnya penyerahan kekuasaan ini dapat menyatukan umat islam kembali di dalam 1 kekuasaan.Di sisi lain penyerahan kekuasaan tersebut juga menjadikan Muawiyah sebagai penguasa absolut dalam islam.Tahun 41 H atau 661 M,di kenal sebagai tahun jama'ah (tahun persatuan).Dengan demikian maka berakhirlah masa Khulafa'ur Rasyidin,dan di mulailah kekuasaan Bani Umayyah.

Selasa, 09 Agustus 2011

SEJARAH SINGKAT KEHIDUPAN RASULULLAH SAW

KEADAAN BANGSA ARAB SEBELUM MASA KENABIAN
                                                                    
                    Jarak antara masa kenabian Nabi Isa As dan Nabi Muhammad Saw di jelaskan kurang lebih sekitar 700 tahun,masa tersebut di namakan sebagai zaman fatrah,yaitu zaman terputusnya masa kenabian antara Nabi Isa As dan Nabi Muhammad Saw.
                    Pada masa itu di sebut juga sebagai zaman jahiliyah,yakni zaman di mana orang-orang sudah tidak lagi memiliki figur seorang nabi,hingga banyak orang-orang pada masa itu melakukan ibadah menurut kehendak mereka sendiri,dan ada pula yang kembali ke jalan animisme yakni menyembah berhala,dan kemudian ajaran tersebut turun temurun mereka wariskan di selang kurun waktu 700 tahun tersebut.Adapun  nama berhala-berhala yang terkenal umum di sembah orang pada zaman itu adalah Latta,Uzza,Manat,dan Hubal.
                    Namun selain animisme,ada juga segolongan lainnya yang masih memeluk agama lama yang di antaranya adalah agama Yahudi,Nasrani,dan Majusi,dan hanya beberapa individu saja yang masih berpegang teguh kepada agama Hanif,agamanya Nabi Ibrahim As.
                    Pada masa inilah bangsa arab menghadapi era kehidupan jahiliyah,di mana pada saat itu ahklak dan moral sudah jatuh,kehidupan sosial mereka yang buruk mengakibatkan kezaliman merajalela di mana-mana,kaum yang lemah di tindas oleh kaum yang dominan,anak-anak perempuan yang lahir di kubur hidup-hidup,kaum perempuan di rengut kehormatannya,perzinaan berkembang,bahkan peperangan antar kabilah-pun dapat saja terjadi hanya di karenakan masalah yang sepele.Bahkan di ceritakan pada masa itu ada sekelompok orang yang memasang taruhan ketika melihat seorang wanita yang tengah hamil besar lewat di hadapan mereka,mereka bertaruh untuk menebak jenis kelamin bayi yang tengah di kandung oleh wanita tersebut,dan untuk mengetahui menang atau kalah,wanita itupun di bunuh dan perutnya di belah agar mereka dapat mengetahui jenis kelamin bayi yang di dalam kandungan wanita itu,begitu kejinya.
                                                                            
NABI MUHAMMAD KETURUNAN ORANG YANG DI KORBANKAN

                    Pada masa itu suku Quraisy mempunyai seorang tokoh yang sangat di banggakan di karenakan keturunannya yang terhormat dan juga karena hartanya yang banyak,dia adalah Abdul Munthalib,kakeknya Nabi Muhammad Saw.Di ceritakan suatu ketika Abdul Munthalib pernah bernazar bahwasanya jika saja Allah memberinya 10 orang anak laki-laki,maka ia berjanji akan menyembelih salah satunya sebagai rasa syukurnya kepada Tuhan.Keinginan itupun terpenuhi,ia di karuniai 10 orang anak laki-laki,dan salah satunya bernama Abdullah,bapak dari Rasulullah Saw.
                    Di kala Abdul Munthalib hendak melaksanakan nazarnya,kaumnya berusaha mencegah perbuatan itu supaya kelak hal tersebut tidak menjadi tradisi di kalangan mereka.Dan akhirnya kesepakatan-pun terjadi,setelah kaumnya menawarkan suatu pilihan,Abdul Munthalib-pun menyetujui tawaran tersebut.
                    Mereka-pun mengundi nasib dengan anak panah,antara Abdullah dan 10 ekor onta sebagai tebusannya,dan apabila anak panah mengarah kepada Abdullah maka 10 ekor onta akan di genapkan.Ketika mereka melaksanakan undian tersebut,anak panah pertama mengarah kepada Abdullah,dan kemudian pada undian ke dua,anak panah kembali mengarah kepada Abdullah,hingga kejadian tersebut terjadi sampai 10 kali,sampai pada akhirnya anak panah tersebut berpihak kepada onta yang telah mencapai 100 ekor.Akhirnya mereka-pun menyembelih onta.
                    Sejak kejadian tersebut,Abdul Munthalib semakin sayang kepada Abdullah,terlebih ketika ia menyadari bahwa Abdullah memiliki keistimewaan tersendiri dari pada anak-anaknya yang lain,yaitu pada saat Abdullah mulai tumbuh dewasa,dari keningnya terpancar suatu pancaran sinar yang tidak di miliki oleh orang pada umumnya.Dan ketika usia Abdullah cukup mapan,Abdul Munthalib-pun memilihkan seorang gadis dari Bani Zuhrah yang bernama Aminah Binti Wahab,kemudian merekapun di nikahkan.Setelah pernikahan tersebut kilatan cahaya yang memancar di kening Abdullah pindah menetap di perut Aminah ketika Aminah mulai mengandung Nabi Muhammad Saw.
                   Abdullah-pun mulai menjalankan kewajibannya selaku kepala keluarga.Ia keluar kota bersama rombongan dagang ke negeri Syam,ketika dalam perjalanan pulang,Abdullah menderita sakit keras sehingga ia-pun harus menetap di Madinah dengan paman-pamannya dari Bani Najjar.Dan di sinilah akhirnya ajal menjemputnya,dan di sini pula Abdullah di makamkan.
                   Ketika masa-masa kehamilan telah usai,hari melahirkanpun tiba,namun Aminah tidak merasakan sakit seperti biasanya di alami kaum wanita ketika melahirkan.Dan menjelang fajar,tepatnya pada hari senin 12 Rabi'ul Awwal 571 M,yang bertepatan dengan tahun gajah,Aminah-pun melahirkan seorang putra yang bernama Muhammad.

KISAH PASUKAN BERGAJAH

                    Kisah tentang pasukan bergajah adalah ketika Abrahah al-Habsyi gubernur Yaman melihat bangsa Arab berbondong-bondong datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji.Maka Abrahah-pun membangun gereja besar di Shan'a dan ia ingin mengalihkan bangsa Arab untuk menunaikan ibadah haji di sana.Hal ini di dengar oleh seorang dari Bani Kinanah,salah satu suku Arab,kemudian ia memasuki gereja besar tersebut dan melumuri dindingnya dengan kotoran.
                    Ketika mendapatkan kabar tersebut,Abrahah menjadi marah besar,sehingga ia-pun mengumpulkan bala tentaranya untuk menyerang Ka'bah,dengan mengerahkan 60.000 personil tentara dan Abrahah juga melengkapi pasukannya dengan 9 ekor gajah,dan ia sengaja memilih seekor gajah yang besar untuk di tungganginya,dan kemudian Abrahah beserta bala tentaranya-pun berangkat menuju kota Makkah.
                   Abrahah mengkonsentrasikan pasukannya di pinggiran kota Makkah,kemudian dari sana Abrahah beserta pasukannya bergerak untuk memasuki kota.Namun ketika akan memasuki kota Makkah,gajah yang ia tunggangi terdiam tidak bergerak sedikitpun menuju ke arah Ka'bah,dan di saat Abrahah mengarahkan gajahnya ke arah lain,tiba-tiba gajah-gajah tersebut bergegas melangkah,ketika gajah-gajah tersebut di palingkan kembali ke arah Ka'bah,gajah-gajah tersebut kembali diam tidak bergerak.Maka pada saat itulah Allah mengutus burung-burung Ababil dengan berbondong-bondong kepada mereka,dan melempari mereka dengan batu yang berasal dari tanah yang terbakar dan membuat mereka seperti daun-daun yang di makan ulat.Di katakan pada saat itu setiap 1 ekor burung membawa 3 buah batu,1 di paruh,dan yang 2 di kedua kakinya.Mereka bagaikan kambing curian yang kacau balau,dan setiap orang yang terkena batu tersebut tubuh mereka terpotong-potong,hingga kemudian hancur.Mereka berguguran di jalan-jalan,sedangkan Abrahah sendiri menderita sakit yang menyebabkan setiap ujung jari jemarinya rontok,dan ia sampai di Shan'a dengan kondisi seperti anak burung,hingga akhirnya ia-pun tewas menggenaskan.
                   Sedangkan kaum Quraisy berpencar-pencar berlarian ke bukit-bukit dan gunung karena kawatir menjadi korban pasukan perang Abrahah.Dan ketika mereka menyadari kejadian yang menimpa pasukan Abrahah,merekapun kemudian berangsur-angsur keluar dari persembunyian tempat mereka mengungsi,kemudian merekapun kembali ke rumah mereka masing-masing.Peristiwa ini terjadi persis 50 hari sebelum kelahiran Nabi Muhammad Saw.
                   Pada masa itu adalah kebiasaan bangsa Arab mencarikan untuk bayi-bayi mereka wanita-wanita desa yang mau menyusui anak-anak mereka agar dapat tumbuh dengan normal.Pada saat kelahiran Muhammad,sekelompok orang-orang desa Bani Sa'ad tiba di kota Makkah untuk tujuan ini.Kaum wanita berkeliling ke rumah-rumah untuk mencari pelanggannya,dan setiap kali ada yang menjumpai Aminah dan Muhammad,mereka berpaling di karenakan harga susuan yang di tawarkan kepada mereka terlalu rendah di sebabkan kefakiran dan keyatimannya.Dan salah seorang di antara mereka yang bernama Halimah as-Sa'diyyah pada awalnya juga berpaling seperti halnya yang lain.Namun setelah ia berkeliling dari rumah ke rumah,ia tidak menemukan seorangpun pelanggan yang anak-anak  mereka mau untuk di susui sehingga akhirnyapun Halimah kembali kerumah Aminah dan mau menyusui Muhammad meski dengan harga yang murah.
                   Pada saat itu Halimah datang ke Makkah bersama suaminya dengan menunggangi seekor onta yang kurus dan lamban,sedangkan dalam perjalanan pulang mereka harus membawa Muhammad Saw di dalam pangkuannya.Namun anehnya saat perjalanan menuju pulang onta tersebut berlari kencang sehingga meninggalkan onta-onta tunggangan lain di belakangnya,hal itu sangat membuat teman-teman seperjalanannya menjadi heran.Halimah juga menceritakan bahwasannya puting susunya tidak memancarkan air susu sedikitpun,sehingga bayi-bayi yang di susuinya selalu menangis karena kelaparan.Namun ketika Rasulullah menyedot mengisap susunya seketika itu juga air susu keluar dengan deras.Ia juga bercerita tentang kekeringan tanah miliknya di perkampungan Bani Sa'ad.Namun setelah ia membawa Rasulullah ke rumahnya,tanahnya menjadi subur dan ternaknya berkembang biak,sehingga kehidupannya berubah dari sengsara menjadi berada.
                   Muhammad Saw menghabiskan masa 2 tahun dalam asuhan Halimah,dan Halimah-pun begitu sangat menyukai Muhammad Saw,ia merasakan sesuatu yang  istimewa selama mengasuh Muhammad Saw.Setelah masa 2 tahun,Halimah-pun membawa kembali Muhammad Saw kepada ibunya dan kakeknya di Makkah.Namun kerika Halimah mulai menyadari bahwa selama ia mengasuh Muhammad Saw kehidupannya menjadi jauh lebih baik akan keberkahannya,ia-pun memohon kepada Aminah agar Muhammad Saw tetap di dalam asuhannya untuk ke 2 kalinya.Aminah-pun mengizinkan hal tersebut,sehingga dengan hati yang bahagia Halimah kembali pulang ke perkampungan Bani Sa'ad dengan membawa Muhammad Saw.

PERISTIWA PEMBELAHAN DADA

                   Ketika Muhammad Saw mendekati usia 4 tahun,pada saat ia bermain dengan putra Halimah jauh dari rumahnya.Pada saat itu putra Halimah berlari pulang dengan raut wajah penuh kecemasan.Ia meminta supaya ibunya Halimah segera menjemput saudaranya Muhammad Saw,kemudian Halimah menanyakan tentang kekawatiran putranya tersebut terhadap Muhammad Saw,anaknya berkata,"Sungguh aku tadi melihat ada 2 orang laki-laki berpakaian putih mengambil Muhammad dan menelentangkannya lalu kemudian mereka membelah dadanya".Maka sebelum anak tersebut melanjutkan ceritanya,Halimah-pun segera berlari mencari Muhammad,setelah Halimah menemukan Muhammad,ia melihat Muhammad berdiri di tempatnya tanpa bergerak.Wajahnya tampak kekuning-kuningan dan pucat pasi,dengan penuh kekawatiran Halimah-pun bertanya kepada Muhammad tentang apa yang telah terjadi kepada dirinya,lalu Muhammad-pun mengatakan bahwasannya ia dalam keadaan baik-baik saja.Muhammad-pun menceritakan bahwa sebelumnya ia di datangi oleh 2 orang laki-laki yang berpakaian putih dan mereka membawanya,kemudian mereka membelah dada Muhammad,mengambil hatinya dan mencucinya dengan air dingin,dan setelah itu mereka-pun menaruhnya kembali di dadanya lalu kemudian mengusap dadanya.Setelah itu 2 laki-laki itu-pun menghilang.
                    Halimah merasa penasaran dengan cerita itu,hingga ia-pun meraba-raba dada Muhammad,namun ia tidak merasakan bekas apapun di dada Muhammad,kemudian ia-pun membawa Muhammad kembali ke rumahnya.Maka menjelang fajar pada hari berikutnya,Halimah membawa Muhammad kepada ibunya di kota Makkah.Aminah merasa heran dengan kembalinya Halimah membawa Muhammad sebelum waktunya,padahal ia menyukai anak ini.Aminah-pun menayakan penyebab hal itu,kemudian Halimah-pun menceritakan tentang peristiwa pembelahan dada Muhammad tersebut.
                    Aminah keluar bersama anaknya Muhammad ke Yastrib (sekarang dengan nama Madinah) untuk menjumpai paman-pamannya dari Bani Najjar dan menetap beberapa hari di sana,dan ketika dalam perjalanan pulang menuju Makkah Aminah-pun meninggal dunia,dan di tempat itu juga ia di kuburkan.
Muhammad berpisah dengan ibunya pada usia 4 tahun,dan di tangan kakeknya Abdul Munthalib,ia-pun di asuh.Setelah genap usia 6 tahun,kakeknya-pun meninggal dunia.Setelah kakeknya wafat,Muhammad-pun di asuh oleh pamannya Abu Thalib.Meskipun Abu Thalib punya banyak tanggungan (anak) dan harta yang sedikit,namun paman dan istrinya memperlakukan Muhammad dengan baik.Muhammad anak yatim piatu ini sangat bergantung kepada pamannya.Dalam kondisi inilah Muhammad mulai membentuk sifat kepribadiannya.Ia tumbuh dengan pribadi yang jujur dan amanah,hingga pribadi tersebut menjadi gelar baginya.Maka jika orang-orang mengatakan,"Telah datang al amin",(orang yang di percaya),maka bisa di tebak jika yang di maksud adalah Muhammad Saw.
                    Setelah melewati masa remajanya dan ia-pun beranjak dewasa.Muhammad mulai mandiri dan mencari biaya untuk hidupnya sendiri.Maka mulailah ia berpergian untuk bekerja dan berdagang.Awalnya Muhammad Saw bekerja sebagai pengembala kambing.Kemudian Muhammad Saw bergabung dengan rombongan dagang ke negeri Syam.Rombongan tersebut di biayai oleh Khadijah,seorang janda kaya raya dan terpandang pada saat itu.Khadijah mewakilkan hartanya kepada Maisarah,pembantunya sekaligus orang yang mengatur segala urusannya.Dengan keberkahan dan keamanahan Muhammad Saw perdagangan Khadijah mendapat laba besar yang sebelumnya belum pernah ia alami.Dengan itu Khadijah bertanya kepada Maisarah tentang perihal kejadian laba yang cukup besar tersebut.Maisarah menceritakan bahwa Muhammad bin Abdullah yang menangani urusan barang dan penjualan,dan dia juga yang menghadapi orang-orang dengan sangat mengagumkan,sehingga laba yang besar bisa di peroleh tanpa ada unsur penganiayaan.Khadijah mendengar penuturan Maisarah,dan dari situlah ia mulai mengenal beberapa hal mengenai Muhammad bin Abdullah dan merasa kagum kepadanya.
                   Khadijah mulai merasakan ketertarikan dan rasa simpati yang besar kepada Muhammad Saw,sehingga Khadijah-pun mengutus salah seorang kerabatnya untuk mengetahui tanggapan Muhammad bin Abdullah tentang maksud dan tujuannya menawarkan Muhammad menjadi suaminya.Ketika Muhammad di datangi oleh seorang wanita untuk menanyakan akan hal tersebut,Muhammad bin Abdullah-pun menyetujui tawaran itu.Akhirnya Muhammad Saw menikahi Khadijah dan kemudian Muhammad Saw mengambil alih urusan harta dan perdagangan Khadijah,dan Muhammad Saw-pun membuktikan kepiawaian dan kemampuannya dalam menangani harta dan perdagangan istrinya tersebut.
                  Secara berturut-turut Khadijah hamil dan melahirkan hingga memiliki beberapa orang putri yang di beri nama Zainab,Ruqayah,Ummu Kultsum,dan Fatimah,serta dua orang putra yang bernama Qosim dan Abdullah yang keduanya meninggal dunia pada usia masih kecil.

MASA KENABIAN

                    Menjelang usianya yang ke empat puluh tahun,Muhammad Saw sering menyendiri dan berkhalwat di gua Hira,yaitu gua yang berada di gunung yang terletak Makkah.Di sanalah beliau menghabiskan waktu selama berhari-hari dan bermalam-malam.Pada malam kedua puluh satu dari bulan Ramadhan,yaitu ketika beliau berada di gua Hira dan telah berusia empat puluh tahun,beliau di datangi malaikat Jibril yang berkata kepada beliau,"Bacalah!",Muhammad Saw menjawab,"Saya tidak bisa membaca".Malaikat Jibril-pun mengulangi kembali perintah membaca tersebut sampai tiga kali,dan pada perintah yang ke tiga kalinya Jibril berkata:"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan*(Dia) yang menciptakan manusia dari segumpal darah*Bacalah,dan Tuhanmu-lah yang Maha Pengasih*Yang mengajarkan (manusia) melalui perantara Kalam*Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahui".(QS.Al Alaq:1-5).
                   Setelah itu,Malaikat Jibril-pun meninggalkan Muhammad Saw,dan beliau tidak kuat lagi berada di gua Hira.Akhirnya beliau-pun pulang ke rumahnya dan menghampiri Khadijah dengan gemetar sambil berkata:"Selimuti aku..selimuti aku..!",maka Khadijah-pun menyelimutinya,sehingga rasa takutnya berangsur reda.Kemudian beliau-pun menceritakan pada Khadijah tentang apa yang tengah terjadi pada dirinya,Muhammad Saw berkata,"Sungguh aku khawatir terhadap diriku!".Khadijah-pun berkata,"Sesekali tidak wahai suamiku,demi Allah,Dia tidak akan merendahkan dirimu untuk selamanya,sebab sesungguhnya engkau adalah orang yang yang menyambung tali persaudaraan,menanggung beban kesusahan orang lain,memberi orang yang tidak punya,menjamu tamu,dan menolong orang yang menegakkan kebenaran".
                    Beberapa hari kemudian,beliau kembali ke gua Hira untuk melanjutkan ibadahnya yang tersisa di bulan Ramadhan.Setelah bulan Ramadhan berakhir,beliau turun dari gua Hira dan kembali ke Makkah.Ketika sampai di tengah lembah,Malaikat Jibril mendatanginya sambil duduk di atas kursi antar bumi dan langit,lalu turunlah ayat ini:"Hai orang-orang yang berselimut*Bangunlah,lalu berilah peringatan!*Dan Tuhanmu Agungkanlah*Dan pakaianmu,bersihkanlah*Dan perbuatan dosa,tinggalkanlah".(QS.Al Muddatsir:1-5).
Setelah itu,wahyu-pun turun secara terus menerus dan berkelanjutan.
                   Ketika Nabi Saw memulai dakwahnya,Khadijah masuk islam terlebih dahulu dan bersaksi atas keesaan Allah dan kenabian suaminya Muhammad Saw.Kemudian sebagai balas budi pada pamannya,Abu Thalib yang telah mengasuh dan menjaganya sejak kepergian ibunda dan kakeknya,Rasulullah Saw memilih Ali dari sekian banyak putra pamannya untuk di didik di sisinya dan di tanggung nafkahnya.Dalam kondisi seperti ini,hati Ali-pun terbuka dan akhirnya masuk islam.Setelah itu,barulah Zaid bin Haritsah,seorang budak yang telah di merdekakan oleh Khadijah.Rasulullah Saw juga bercerita kepada teman akrabnya,Abu Bakar,maka ia-pun beriman dan membenarkannya tanpa ada keraguan.
                   Selanjutnya,Rasulullah Saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi.Di riwayatkan secara sembunyi-sembunyi di sini,mengingat tempat para sahabat,pengikutnya dan orang-orang yang mereka ajak masuk islam tersebut bersifat sangat rahasia.Sudah banyak yang beriman kepada Rasulullah Saw namun mereka masih menyembunyikan keislaman mereka.Karena jika satu saja urusan mereka terungkap,maka ia akan menghadapi berbagai siksaan keras dari kaum kafir Quraisy hingga ia murtad dari agama islam.

DAKWAH SECARA TERANG-TERANGAN

                    Setelah Rasulullah Saw berdakwah secara rahasia selama tiga tahun,lalu Allah menurunkan ayat:"Maka sampaikanlah olehmu (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang di perintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orag yang musyrik".(QS.Al Hijr:94).
                    Pada suatu hari Rasulullah Saw berdiri di atas bukit Shafa memanggil suku Quraiys,hingga orang-orang-pun berkumpul mengerumuninya.Di antara orang-orang tersebut terdapat paman beliau,Abu Lahab,seorang tokoh yang paling memusuhi Allah dan Rasulullah Saw.Tatkala orang-orang telah berkumpul,beliau berkata:"Bagaimanakah pendapat kalian jika seandainya aku memberitahukan kepada kalian bahwa di balik gunung ini ada musuh yang tengah menanti kalian,apakah kalian akan percaya kepada ucapanku?".Meraka menjawab:"Yang terlintas di hati kami bahwa engkau adalah orang yang jujur dan dapat di percaya,tentu kami akan percaya".Kemudian Rasulullah Saw bersabda:"Ketahuilah bahwasannya aku adalah orang yang memberi peringatan kepada kalian bahwa di hadapan kalian ada siksa yang sangat berat".Kemudian Rasulullah Saw mengajak mereka untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan berhala-berhala yang selama ini mereka sembah.Melihat hal itu Abu Lahab langsung keluar dari kerumunan orang-orang dan berkata:"Celakalah engkau Muhammad!,apakah di karenakan ini engkau mengumpulkan kami?".Setelah kejadian tersebut,Allah-pun menurunkan ayat:
"Celakalah kedua tangannya Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa*Tidak-lah bermanfaat kepadannya harta bendanya dan apa yang ia usahakan*Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak*Dan (begitu pula) istrinya,pembawa kayu bakar*Yang di lehernya ada tali dari sabut".(QS.Al Lahab:1-5).
                     Dan kemudian Nabi Saw tetap melanjutkan dakwahnya secara terang-terangan di tempat-tempat perkumpulan orang-orang,dan mengajak mereka masuk agama islam,dan bahkan Nabi Saw melakukan sholat di sisi ka'bah.Sementara itu,penyiksaan dan penganiayaan orang-orang kafir Quraisy terhadap kaum muslimin semakin bertambah hebat.Sebagaimana yang di alami sahabat Yasir dan Sumaiyah yang pada akhirnya syahid,juga Amar,putra mereka.Bahkan Sumaiyah adalah wanita pertama yang mati syahid di dalam islam akibat penyiksaan yang berat dari kaum kafir Quraisy.
                     Begitu juga penyiksaan yang di lakukan Umayyah bin Khalaf dan Abu Jahal kepada Bilal bin Rabah.Sebelumnya,Bilal masuk islam melalui perantara Abu Bakar.Suatu ketika Umayyah memergokinya,lalu ia-pun memberikan siksaan-siksaan kepada Bilal bin Rabah agar dia mau meninggalkan islam.Namun Bilal menolak dan bersikukuh untuk tetap memeluk islam.Akhirnya Umayyah-pun membawa Bilal keluar kota Makkah dalam keadaan terikat rantai.Setelah tubuhnya di terlentangkan di atas padang pasir yang panas,kemudian di atas dadanya di letakkan sebongkahan batu besar,hingga kemudian Umayyah melanjutkan dengan mencambuk tubuh Bilal bin Rabah.Namun,berkali-kali Bilal hanya mengucapkan kalimat Ahad..Ahad (Yang Maha Esa),hingga suatu ketika Abu Bakar melihat kejadian itu,lalu seketika itu juga Abu Bakar membeli Bilal kepada Umayyah dan kemudian Abu Bakar memerdekakannya di jalan Allah.
                     Di antara pelajaran dari berbagai penyiksaan yang di alami oleh kaum muslimin pada saat itu,Rasulullah Saw melarang kaum muslimin mengumumkan keislamannya (Membithonahkan),sebagaimana yang beliau lakukan ketika berkumpul bersama mereka secara diam-diam.Karena seandainya beliau berkumpul bersama mereka secara terang-terangan,maka sudah barang tentu kaum musyrikin akan menghalang-halangi beliau dalam menyampaikan pengajian dan bimbingan kepada kaum muslimin.Bahkan hal tersebut bisa saja mendatangkan tawuran di antara dua kelompok,antara kaum muslimin dan kaum musyrikin.Dan tentu Nabi Saw sudah memperkirakan jika saja tawuran itu sempat terjadi,hal ini dapat menyebabkan kehancuran dan kebinasaan kaum muslimin,mengingat jumlah mereka pada saat itu masih begitu sedikit.Oleh karena itulah,pelajaran yang paling berharga di sini adalah mereka harus masuk islam secara sembunyi-sembunyi (Bithonah).Lain halnya dengan Rasulullah Saw,beliau tetap berdakwah secara terang-terangan di hadapan orang-orang musyrik,sekalipun beliau menerima tantangan keras,ancaman,bahkan penganiayaan dari orang-orang kafir Quraisy.
            
HIJRAH KE HABASYI

                     Sehubungan dengan kerasnya teror,ancaman dan penganiayaan yang di lakukan oleh kaum musyrikin kepada orang-orang yang masuk islam,terutama pada orang-orang yang lemah.Rasulullah Saw meminta para sahabatnya untuk hijrah ke Habasyi demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi yang akan menjamin keamanan mereka,terutama keamanan sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari kaum Quraisy.Dan peristiwa ini terjadi tepatnya pada tahun kelima dari masa kenabian.
                     Kemudian serombongan kaum muslimin yang berjumlah kurang lebih 70 orang beserta keluarga mereka hijrah ke Habasyi.Di antara mereka terdapat Ustman bin Affan beserta istrinya,Ruqayah.Namun orang-orang kafir Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habasyi.
                     Orang-orang kafir Quraisy mengirim hadiah untuk raja Habasyi dan memintanya menyerahkan kaum muslimin kepada mereka.Orang-orang kafir Quraisy tersebut mengatakan kepada raja Habasyi bahwa kaum muslimin tersebut telah menjelek-jelekkan Isa dan Maryam.Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin,kaum muslimin-pun menyampaikan pandangan mereka tentang Isa dengan sebenar-benarnya.Kemudian,setelah mendengarkan penjelasan dari kaum muslimin,raja Najasyi-pun mengamankan kaum muslimin dan menolak menyerahkan kaum muslimin kepada orang-orang kafir Quraisy.
                     Pada tahun yang sama.di bulan Ramadhan,Nabi Muhammad Saw keluar ke tanah suci Haram.Di sana telah berkumpul sekelompok besar kaum kafir Quraisy,lalu Nabi berdiri di tengah-tengah kerumunan mereka.Kemudian tiba-tiba Nabi Saw membacakan surat An Najm,padahal orang-orang kafir tersebut sama sekali belum pernah mendengarkan kalam Allah,mengingat sebelumnya mereka selalu saling menasehati agar jangan ada di antara mereka yang mendengarkan ucapan Muhammad sedikitpun.Namun ketika Nabi Saw membacakan surat An Najm tersebut,telinga mereka yang mendengar seolah-olah tidak mampu berpaling untuk tidak memperhatikan ayat-ayat tersebut satu demi satu.Tidak ada di antara mereka yang beranjak dari tempatnya berdiri,seolah-olah mereka terfokus akan kaidah ayat tersebut,sehingga sampai saat Nabi Saw membaca ayat,"Fasjudulloha wa'buduu" yang mengandung makna,'Maka bersujudlah kalian kepada Allah dan sembahlah Dia'.Maka seketika itu orang-orang kafir Quraisy yang mendengarkan kalam tersebut bersujud.Setiap orang yang mendengarkan ayat tersebut tidak kuasa menahan diri mereka untuk tidak bersujud.Kejadian tersebut menambah celaan yang hebat dari orang-orang musyrik yang tidak melihat kejadian tersebut.Ketika itu.mereka mendustakan Rasulullah Saw dan berkata bahwa Muhammad itu telah memuji berhala-berhala mereka.Mereka juga berkata bahwa syafaat berhala-berhala tersebut sangat di harapkan.Mereka melakukan kebohongan tersebut untuk alasan sikap sujud mereka pada saat itu.
                   
ISLAMNYA UMAR BIN KHATAB

                     Keislaman Umar bin Khatab merupakan kemenangan besar bagi kaum muslimin.Rasulullah Saw telah menjulukinya dengan Al Faruq,karena Allah telah memisahkan antara hak dan yang bathil karenanya.Beberapa hari setelah keislamannya,Umar berkata kepada Rasulullah Saw,"Wahai Rasulullah,bukankah kita berada dalam kebenaran?".Nabi menjawab,"Benar!".Umar berkata,"Lalu untuk apa kita bersembunyi dan menutup diri?".Setelah mendengar ucapan itu,Nabi Saw bersama kaum muslimin yang berada di Darul Arqom membentuk dua barisan.Satu barisan di pimpin oleh Hamzah bin Abdul Munthalib,dan barisan lainnya di pimpin oleh Umar bin Khatab,kemudian mereka menuju jalan-jalan di kota Makah dalam gerakan yang menggambarkan suatu kekuatan di dalam perjalanan dakwah secara terang-terangan.
                      Secara terus menerus orang-orang kafir Quraisy berusaha memerangi kaum muslimin dengan berbagai macam cara.Menyiksa,menganiaya,mengintimidasi,dan membujuk.Namun hal itu tidak menghasilkan apa-apa,bahkan justru keyakinan dan keteguhan mereka semakin kuat terhadap agama islam,hingga bahkan pengikut mereka semakin bertambah satu demi satu.
                       Kemudian muncullah pemikiran baru orang-orang kafir Quraisy untuk menghalang-halangi keberadaan kaum muslimin.Mereka menulis lembaran-lembaran (perjanjian) yang di tanda tangani oleh mereka semua dan di gantung di Ka'bah untuk meng-embargo kaum muslimin dan Bani Hasyim.Embargo tersebut berlaku di segala aspek.Tidak boleh terjadi transaksi jual beli,pernikahan,tolong menolong,dan bergaul dengan mereka.Kaum muslimin terpaksa keluar dari kota Makah menuju ke salah satu celah gunung di Makah yang bernama celah gunung Abu Thalib.Di sana kaum muslimin sangat menderita,mereka di sana mengalami kelaparan,kehausan,dan kesulitan-kesulitan lainnya.Orang-orang yang mampu dari mereka menyumbangkan sebagian harta mereka,bahkan Khadijah menyumbangkan seluruh hartanya.Wabah penyakit juga melanda mereka sehingga menyebabkan kematian pada beberapa orang di antara mereka.Namun demikian mereka mampu bertahan dan bersabar,tidak ada seorang-pun di antara mereka yang mundur atau murtad dari agama islam.Embargo ini berlangsung selama 3 tahun.Kemudian sekelompok pembesar kafir Quraisy yang memiliki tali kekerabatan dengan beberapa orang dari Bani Hasyim berusaha mencabut isi lembaran embargo tersebut dan mengumumkan pada kalayak ramai.Ketika mengeluarkan lembaran,mereka menemukannya telah termakan rayap,tidak ada yang tersisa kecuali satu sisi kecil yang di atasnya tertulis lafadz bismika allahumma (dengan menyebut nama-Mu,ya Allah).Akhirnya krisis-pun berakhir dan kaum muslimin beserta Bani Hasyim kembali ke kota Makah.Namun kaum kafir Quraisy tetap pada sikap mereka yang bengis dalam memerangi dan memusuhi kaum muslimin.

TAHUN DUKA CITA

                     Sakit keras tengah di hadapi oleh Abu Thalib sehingga ia-pun tidak mampu untuk beranjak dari tempat tidur,dan tak lama kemudian ia-pun mengalami sakaratul maut.Ketika itu Rasulullah Saw berada di sisi kepalanya berharap agar ia mau mengucapkan kalimat Laa ilaha illallah sebelum ajal kematiannya.Namun teman-temannya orang-orang kafir Quraisy yang pada saat itu juga hadir pada detik-detik terakhir kematiannya,termasuk tokoh mereka Abu Jahal,mencegahnya dengan mengatakan kepadanya,"Jangan tinggalkan agama leluhurmu".Akhirnya ia-pun meninggal dunia dalam keadaan musyrik.Maka kesedihan Rasulullah Saw atas kematian Abu Thalib semakin berlipat ganda karena ia di tinggalkan oleh paman yang sangat di cintainya,namun ia meninggal dalam keadaan tidak islam.
                    Tidak lama kemudian tepat dua bulan setelah kematian Abu Thalib,Khadijah-pun meninggal dunia.Sehingga Rasulullah menghadapi duka bathin yang sangat pedih.Sementara itu cobaan yang di alami kaum muslimin setelah kematian Abu Thalib dan Khadijah justru semakin berat.

PERGI KE THAIF

                    Kaum Quraisy terus-menerus menganiaya,menguasai dan menyakiti kaum muslimin sehingga Rasulullah Saw berputus asa untuk memperbaiki keadaan kaum kafir Quraisy ini.Sampai pada suatu ketika pikiran Rasulullah Saw tertuju kepada suku Taif.Nabi Saw berangan-angan untuk menyampaikan dakwahnya kepada suku Taif dengan harapan Allah akan memberi hidayah islam kepada penduduk suku ini.Dan dalam perjalanan beliau ke Taif sebenarnya bukanlah suatu perjalanan yang mudah,mengingat sulitnya jalan yang harus di tempuh dan melewati gunung-gunung bebatuan tinggi yang mengelilinginya.Akan tetapi bagi Nabi Saw,setiap kesulitan itu akan menjadi mudah bila mana semua itu di lakukan di jalan Allah.Namun sedihnya justru penduduk Taif menolak beliau dengan sikap yang buruk.Mereka menyuruh anak-anak kecil mereka melempari Rasulullah Saw dengan batu sehingga tumit beliau berdarah.Kemudian Rasulullah-pun kembali  melalui jalan semula menuju Makah dengan keadaan sedih dan susah.Lalu malaikat Jibril dan malaikat gunung menghampiri beliau.Jibril memanggil beliau dan berkata,"Sesungguhnya Allah telah mengutus kepadamu malaikat gunung untuk kamu suruh sesuai keinginanmu".Setelah itu malaikat gunung berkata,"Hai Muhammad,jika kamu mau,aku akan meruntuhkan kedua benda keras ini (gunung yang mengelilingi Makah) di atas mereka".Nabi menjawab,"Justru saya berharap agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka,orang yang mau menyembah Allah Azza wa Jalla,yang tidak ada sekutu bagi-Nya".
                     Di antara beberapa debat yang di lancarkan kaum musyrikin kepada Rasulullah Saw adalah,mereka menuntut beberapa mukjizat tertentu darinya dengan tujuan menundukkan beliau,sehingga beliau di anggap sebagai tukang sihir,dan hal ini terjadi berulang kali.Pernah suatu kali mereka meminta agar Rasulullah dapat membelah bulan menjadi dua,lalu beliau memohon kepada Allah untuk kemudian memperlihatkan kejadian itu kepada mereka.Kaum Quraisy menyaksikan mukjizat ini untuk waktu yang lama,namun mereka tetap saja tidak beriman.Bahkan mereka mengatakan,"Muhammad telah bermain sihir di hadapan kami".Lalu seseorang berkata,"Jika-pun Muhammad mampu menyihir kalian,namun ia tidak akan mampu menyihir semua orang.Oleh karena itu mari kita tunggu orang-orang yang sedang bepergian itu datang", dan kaum Quraisy menanyai mereka,lalu mereka-pun menjawab,"Benar,kami telah melihatnya (bulan terbelah dua)".Namun demikian kaum kafir Quraisy tetap saja di dalam kekafiran mereka.Peristiwa terbelahnya bulan ini menjadi suatu pembuka untuk sesuatu yang lebih besar dari itu.Yaitu peristiwa Isra' Mi'raj.

ISRA' MI'RAJ NABI SAW

                      Sekembalinya Rasulullah Saw dari Thaif dengan berbagai peristiwa yang di alaminya,dan setelah kematian Abu Thalib yang di susul Khadijah,serta siksaan dari kaum kafir Quraisy,maka berkumpul-lah kesedihan ini di dalam hati Rasulullah Saw.Lalu datanglah pertolongan dari Allah untuk Nabi Saw yang mulia ini.Pada malam ke 27 Rajab dari tahun ke 10 masa kenabian,ketika Rasulullah Saw tertidur,tiba-tiba Malaikat Jibril datang dengan membawa Buroq,hewan tunggangan yang mirip kuda dan memiliki dua sayap yang dapat berlari kencang laksana kilat.Malaikat Jibril menaikkan beliau di atas hewan ini yang kemudian dari sana beliau di naikkan ke langit dan melihat tanda-tanda kebesaran Allah yang agung.Di langit inilah,shalat 5 waktu di wajibkan kepada Rasulullah Saw dengan melalui beberapa proses.
                      Pada malam yang sama beliau kembali ke Makkah Al Mukarromah dengan lapang dada dan keyakinan mendalam.Ketika memasuki waktu subuh,beliau pergi ke Ka'bah dan menceritakan ke kalayak ramai perihal peristiwa yang di alaminya,maka orang-orang kafir semakin mendustakan dan mengejek beliau.Kemudian beberapa orang yang hadir meminta beliau menggambarkan kepada mereka bentuk Baitul Maqdis.Ini semua untuk melemahkan beliau.Maka beliaupun menggambarkan kepada mereka bentuk Baitul Maqdis bagian demi bagian.Namun demikian kaum musyrikin tidak merasa cukup dengan jawaban ini.Mereka berkata,"Kami menginginkan petunjuk yang lain!",beliau menjawab,"Dalam perjalanan saya bertemu dengan rombongan yang akan datang ke arah Makkah".Lalu beliau memberitahukan kepada mereka jumlah onta rombongan ini,dan waktu kedatangan mereka.Dan apa yang di terangkan Rasulullah Saw ini ternyata benar.Namun orang-orang kafir tetap sesat pada kekafiran dan penolakan mereka,serta tidak mau membenarkan.Pada pagi harinya,Malaikat Jibril datang dan mengajarkan Rasulullah Saw tata cara shalat 5 waktu beserta waktu-waktunya.Sebelumnya shalat hanya di lakukan 2 rakaat di waktu subuh dan 2 rakaat di waktu sore.
                    Pada masa-masa ini Rasulullah Saw lebih memusatkan dakwahnya kepada orang-orang yang datang ke Makkah,setelah kaum kafir Quraisy tetap berpaling dari kebenaran.Ketika itu Rasulullah Saw menemui orang-orang dalam perjalanan mereka dan tempat-tempat singgah mereka,untuk menawarkan kepada mereka agar masuk islam,sekaligus menjelaskan tentang islam.Namun paman beliau,Abu Lahab,selalu mengikuti beliau untuk memperingatkan orang-orang untuk tidak menerima beliau serta ajakan beliau.
                    Pernah suatu waktu Rasulullah Saw mendatangi penduduk Yastrib dan mendakwahi mereka.Mereka mendengarkan beliau dan bersepakat untuk menjadi pengikut dan beriman kepada beliau.Sebelumnya penduduk Yastrib tersebut pernah mendengar dari orang-orang Yahudi bahwa dalam waktu dekat akan ada seorang nabi yang di utus.Oleh karena itu ketika beliau mendakwahi mereka,mereka mengerti bahwa beliau adalah nabi yang di sebutkan orang-orang Yahudi tersebut.Maka mereka segera masuk islam dan berkata,"Jangan sampai kalian di dahului orang-orang Yahudi untuk masuk islam".Mereka semua berjumlah 6 orang.Lalu pada tahun berikutnya datang-lah 12 orang laki-laki,mereka berkumpul dengan Rasulullah Saw,meminta beliau mengajari mereka tentang islam.Ketika mereka kembali ke Yastrib,Rasulullah Saw mengutus Mush'ab bin Umair menyertai mereka dan mengajarkan Al Qur'an dan menjelaskan hukum-hukum agama kepada mereka.Ternya Mush'ab  bin Umair mampu mendapatkan pengaruh di tengah-tengah masyarakat Yastrib (Madinah).Setelah menghabiskan masa 1 tahun,Mush'ab kembali ke Makkah,dan ikut bersamanya 72 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari penduduk Yastrib (Madinah).Maka Nabi Saw mengumpulkan mereka,dan mereka-pun berjanji untuk menolong agama Allah dan melaksanakan perintahNya.Hingga kemudian mereka kembali ke Yastrib.

TEMPAT DAKWAH YANG BARU

                     Yastrib atau sekarang lebih di kenal dengan Madinah ketika itu menjadi tempat perlindungan yang aman bagi islam dan pembawanya.Kerena itu kaum muslimin mulai berhijrah ke sana.Namun kaum kafir Quraisy tetap bertekad menghalang-halangi mereka berhijrah.Sehingga beberapa orang hendak berhijrah menjumpai berbagai macam penganiayaan dan siksaan.Ketika itu kaum muslimin berhijrah secara sembunyi-sembunyi karena takut akan teror yang di lakukan kaum kafir Quraisy.Berbeda dengan hijrahnya Umar bin Khatab,yang menandakan keberanian dan tantangan.Karena ketika itu ia menyandang pedangnya dan membawa panahnya tatkala keluar menuju Ka'bah dan bertwaf di sana.Kemudian ia tampil di hadapan kaum kafir Quraisy dan berkata kepada mereka,"Barang siapa yang ingin istrinya menjadi janda dan anaknya menjadi yatim,hendaklah ia menjumpaiku sebab aku akan berhijrah".Kemudian ia pergi dan tidak seorangpun yang berani merintanginya.Berbeda dengan Abu Bakar as-Shiddiq,ia meminta izin kepada Rasulullah Saw untuk ikut berhijrah,namun beliau menjawab,"Jangan tergesa-gesa!,mudah-mudahan Allah memberimu teman (untuk berhijrah)".
                      Keadaan ini terus berlanjut sampai sebagian besar kaum muslimin telah berhijrah.Kaum Quraisy semakin menggila tatkala mengetahui hal itu,dan mereka khawatir akan ketinggian Muhammad Saw dan dakwahnya.Lalu mereka memusyawarahkan hal ini dan mereka bersepakat untuk membunuh Rasulullah Saw.Abu Jahal berkata,"Menurut pendapatku kita beri sebilah pedang kepada seorang pemuda yang kuat dari masing-masing kabilah kita,lalu mereka mengepungnya dan memukulnya secara serentak,sehingga darahnya terpisah-pisah pada beberapa kabilah dan Bani Hasyim tidak kuasa untuk memusuhi semua orang".Namun Allah memberitahukan rencana tersebut kepada Nabi Saw.Lalu beliau bersama Abu Bakar bersepakat melakukan hijrah.
                      Pada malam harinya Rasulullah Saw meminta agar Ali bin Abi Thalib tidur di tempat beliau,sehingga orang-orang mengira bahwa beliau masih berada di rumahnya.Beliau juga memberitahukan kepada Ali bahwa tidak ada paksaan (dari mereka).Ketika sekelompok orang yang sudah di atur untuk membunuh Nabi Saw tiba di rumah Nabi Saw,mereka segera mengepung rumah tersebut.Mereka melihat Ali berada di tempat tidur dan menggangap ia adalah Muhammad,lalu mereka menunggunya keluar untuk selanjutnya menghabisi dan membunuhnya.Rasulullah Saw keluar ketika mereka mengepung rumah,lalu beliau menaburkan debu di atas kepala mereka sehingga Allah mengambil penglihatan mereka.,sehingga mereka tidak merasakan beliau keluar.Rasulullah keluar menuju rumah Abu Bakar,kemudian keduanya berjalan kurang lebih 5 mil dan bersembunyi di gua Tsur.
                       Pemuda-pemuda kafir Quraisy tersebut tetap menunggu hingga waktu subuh.Ketika memasuki subuh,Ali bangkit dari tempat tidur Rasulullah Saw dan langsung jatuh ke tangan mereka,lalu mereka bertanya tentang Rasulullah Saw,namun Ali tidak memberitahu apapun kepada mereka.Mereka memukulnya dan melumpurinya dengan lumpur,namun tetap tidak ada gunanya.kemudian kaum kafir Quraisy mengirimkan pencarian di segala penjuru,dan akan memberikan 100 ekor onta kepada siapa yang dapat menangkap Muhammad hidup atau mati.
                        Dalam pencarian itu mereka sampai ke gua Tsur,sampai-sampai jika seorang dari mereka melihat ke arah kedua kakinya,niscaya ia akan melihat Nabi Saw dan Abu Bakar.Di saat Abu Bakar sangat mengkhawatirkan keselamatan Rasulullah Saw,beliau bersabda kepadanya,"Hai Abu Bakar,bagaiman menurutmu tentang 2 orang sedangkan Allah yang ke 3 nya?.Janganlah kamu khawatir,sesungguhnya Allah beserta kita".Namun anehnya mereka tidak melihat Nabi Saw dan Abu Bakar.Keduanya tetap berada di dalam gua selama 3 hari dan kemudian berangkat ke Madinah.Ketika itu,perjalanan sangat panjang di tengah terik matahari yang sangat menyengat.
                        Pada waktu sore di hari ke 2,keduanya melintasi sebuah kemah yang di dalamnya ada seorang wanita bernama Ummu Ma'bad.Keduanya meminta makanan dam minuman darinya,namun mereka hanya mendapatkan seekor kambing yang sangat kurus,yang karena lemahnya,tidak bisa pergi ke tempat pengembalaannya dan tidak memiliki air susu setetes-pun.Lalu Rasullah Saw bergegas menghampirinya dan mengusap susunya,lalu memerahnya hingga satu wadah besar.Ummu Ma'bad terdiam heran atas apa yang di lihatnya,dan mereka semua-pun meminum air susu tersebut hingga mereka merasa kenyang.Lalu Rasulullah Saw memerahnya kembali hingga memenuhi wadah tersebut dan meninggalkan untuk Ummu Ma'bad.Setelah itu beliau melanjutkan perjalanannya.
                         Penduduk Madinah telah mengawasi kedatangan dan menunggu Rasulullah Saw setiap hari di luar Madinah.Pada hari kedatangan beliau,mereka menyambut beliau dengan gembira.Beliau singgah di Quba,yaitu masjid yang pertama kali di bangun dalam islam.
                         Pada hari ke 5,beliau berjalan ke Madinah dan kebanyakan kaum Anshar berusaha meraih Rasulullah Saw dan berharap memperoleh kemuliaan dengan menjamu Rasulullah Saw di sisi Mereka.Maka mereka memegang tali onta beliau dan beliaupun berterima kasih kepada mereka dan bersabda,"Biarkanlah kemana onta ini berjalan,karena ia telah di perintah".Tatkala onta tersebut sampai pada tempat yang Allah perintahkan,maka ia akan duduk.Beliau tidak turun dari ontanya sehingga onta tersebut bangkit dan berjalan sedikit,lalu menoleh dan kembali lagi.Akhirnya onta tersebut duduk di tempat semula,dan beliau-pun tutun dari ontanya.Tempat itulah yang kemudian menjadi masjid Nabawi.Rasulullah Saw singgah di rumah Abu Ayyub al-Anshari.Sedangkan Ali bin Abi Thalib,ia tetap berada di Makkah selama 3 hari sepeninggal Nabi Saw,kemudian ia keluar menuju Madinah menyusul Nabi,dan berjumpa  dengan Nabi Saw di Quba.

RASULULLAH SAW  DI MADINAH

                     Akhirnya Rasulullah Saw membangun masjidnya di tempat ontanya duduk,yang mana tanah tersebut telah di beli Nabi Saw sebelumnya kepada para sahabatnya.Beliau juga mempersaudarakan antara kaum Muhajirin (sahabat yang datang dari Makkah) dan kaum Anshar (penduduk Madinah yang menolong kaum Muhajirin).Beliau menjadikan bagi setiap orang Anshar seorang saudara dari kaum Muhajirin yang ikut bersamanya dalam kepemilikan hartanya.Kaum Muhajirin dan kaum Anshar mulai bekerja sama,dan hubungan persaudaraan mereka semakin bertambah erat.Sementara itu di sisi lain kaum kafir Quraisy memiliki hubungan erat dengan orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah (Yastrib),lalu mereka berusaha mengobarkan kekacauan dan perpecahan di kalangan kaum muslimin dan mengancam akan menghabisi mereka.Dengan demikian,ancaman telah menyelimuti kaum muslimin dari dalam dan luar Madinah.Sampai-sampai para sahabat tidak tidur di malam hari kecuali dengan persiapan senjata di samping mereka.
                      Dalam situasi seperti ini Allah mengizinkan mereka untuk berperang.Lalu Rasulullah Saw mulai menyusun pasukan mata-mata untuk memantau pergerakan musuh,di samping itu pasukan ini juga di tugaskan untuk menghadang kafilah-kafilah dagang mereka.Dengan tujuan untuk memaksa mereka merasakan  kekuatan kaum muslimin,sampai mereka mau menyerah dan memberi kebebasan bagi kaum muslimin dalam penyebaran agama islam dan melakukan aktifitasnya.Berbagai ikatan perjanjian dan sumpah juga telah di lakukan dengan beberapa kabilah.

PERANG BADAR KUBRA

                        Rasulullah Saw pernah suatu ketika membulatkan tekad untuk menghadang salah satu kafilah dagang kafir Quraisy.Beliau keluar dengan membawa pasukan yang berkekuatan 313 orang tentara,yang hanya di bekali 2 ekor kuda dan 70 ekor onta.Sementara kafilah dagang kafir Quraisy terdiri dari 40 orang,yang di pimpin oleh Abu Sofyan dengan membawa 1000 ekor onta.Hanya saja Abu Sofyan telah terlebih dahulu mengetahui pergerakan pasukan kaum muslimin yang langsung di pimpin oleh Nabi Muhammad Saw ini.Lalu ia mengirim utusan ke Makkah untuk memberitahukan hal ini,sekaligus meminta bala bantuan.Abu Sofyan mengalihkan rute perjalanannya dari jalan umum yang biasa di lalui ke rute yang lain,sehingga mereka tidak bertemu dengan rombongan pasukan kaum muslimin.Sedangkan bala bantuan kafir Quraisy dari Makkah yang di pimpin oleh Abu Jahal telah bergerak keluar dengan membawa 1000 orang tentara kafir.Tidak jauh dari Makkah,utusan Abu Sofyan datang mengabarkan kepada Abu Jahal bahwasannya rombongan kafilah mereka telah selamat dari hadangan kaum muslimin,dan meminta bala bantuan itu untuk kembali saja ke Makkah.Akan tetapi Abu Jahal menolak untuk kembali,ia memerintahkan pasukan yang di pimpinnya untuk terus melanjutkan perjalanan ke badar.
                     Setelah mengetahui kaum kafir Quraisy keluar dari Makkah dengan membawa pasukan perang,Rasulullah Saw bermusyawarah dengan para sahabat untuk mengatasi situasi tersebut,hingga akhirnya semuanya bersepakat untuk terus maju dan menghadapi pasukan kafir Quraisy dalam peperangan.Di pagi hari jum'at,tanggal 11 Ramadhan tahun ke-2 H,pasukan muslimin dan pasukan kafir Quraisy saling berhadapan di medan Badar.Meskipun jumlah pasukan muslimin pada saat itu kalah jauh dari jumlah pasukan kaum kafir Quraisy,namun Rasulullah Saw telah memberikan semangat dan kekuatan moral yang tinggi kepada pasukan kaum muslimin dengan pilihan mati syahid atau kemenangan yang besar,sehingga hal itu memberi suatu kekuatan yang berlipat ganda di hati kaum muslimin,dan terjadilah pertempuran yang dahsyat.Peperangan yang melelahkan ini di akhiri dengan kemenangan kaum muslimin,14 orang di antaranya gugur sebagai syahid.Sedangkan dari pihak pasukan kafir Quraisy 70 orang tewas,dan 70 orang lainnya di tawan.
                      Di tengah berkecamuknya perang ini,Ruqayah,putri Rasulullah Saw yang juga istri dari Ustman bin Affan meninggal dunia di Madinah,ketika itu ia di temani suaminya (Ustman) di Madinah.Ustman tidak ikut dengan rombongan kaum muslimin pada saat itu karena ia di perintahkan oleh Rasulullah Saw untuk tetap mendampingi istrinya yang sedang sakit keras.Setelah perang Badar,Rasulullah Saw menikahkan Ustman dengan putri beliau yang ke 2,Ummu Kultsum.Atas dasar ini Ustman mendapat gelar Dzunnurain (yang memiliki dua cahaya),karena ia telah menikahi 2 putri Rasulullah Saw.
                      Setelah perang Badar,kaum muslimin kembali ke Madinah dengan gembira atas kemenangan dari Allah,dengan membawa para tawanan dan ghanimah (harta rampasan perang).Di antara tawanan ada yang telah menebus dirinya,ada yang di lepaskan tanpa tebusan,dan ada juga yang menebus dengan mengajar 10 orang anak muslimin untuk membaca dan menulis.

PERANG UHUD

                    Setelah perang Badar,terjadi peperangan lain antara kaum muslimin dan kafir Makkah.Peperangan kedua setelah perang Badar adalah perang Uhud.Pada perang ini kaum muslimin mengalami kekalahan.Karena mereka tidak mentaati perintah Rasulullah Saw dengan strategi yang sudah di atur oleh Rasulullah Saw.Pada saat peperangan Uhud ini,tentara pasukan kafir berkekuatan 3.000 personil.sedangkan tentara kaum muslimin berjumlah 700 personil.
                    Setelah perang Uhud,orang-orang Yahudi yang berada di Madinah keluar menuju Makkah dan menyatakan diri bergabung bersama pasukan kafir yang berada di Makkah untuk melakukan aliansi melawan pasukan kaum muslimin.Kaum kafir Makkah-pun menyetujui aliansi yang di ajukan oleh orang-orang Yahudi tersebut.Sikap kaum Yahudi ini tidak berhenti sampai di sana,mereka juga melakukan propaganda dan menyerukan kepada kabilah-kabilah yang lain untuk bergabung,hingga sebagian besar kabilah tersebut ikut bergabung dengan aliansi pasukan kafir Makkah.Maka berkumpullah suatu pasukan yang berkekuatan besar untuk memerangi kaum musliumin.Jumlah bala tentara kaum kafir beserta aliansinya pada saat itu mencapai 10.000 personil.Mereka serentak berangkat menuju Madinah dari berbagai penjuru untuk melakukan penyerangan besar-besaran.Hingga Makkah pada saat itu terkepung dari segala arah.
                     Sebelum pengepungan terjadi,Rasulullah Saw telah mendengar gerakan musuh tersebut,kemudian beliau bermusyawarah dengan para sahabat-sahabatnya untuk mengatur siasat perang.Salman al-Farisi menyarankan agar kaum muslimin membuat parit-parit yang mengelilingi kota Madinah,tepatnya di tempat-tempat yang tidak bergunung untuk menutup pergerakan pasukan kafir mendekati Madinah.Pasalnya Salman al-Farisi memperhitungkan,jika pasukan yang berkekuatan sebesar itu secara logika mustahil untuk di hadapi berhubung jumlah pasukan kaum muslimin yang pada saat itu kalah jauh lebih sedikit dari pada bala tentara kaum kafir.Akhirnya Rasulullah Saw menyetujui usulan Salman al-Farisi tersebut.Kemudian Nabi Saw memerintahkan kaum muslimin yang ada di Madinah bahu membahu mengali parit-parit di sekitar Madinah,dalam waktu singkat parit-parit tersebut dapat terselesaikan.Selama hampir 1 bulan,pasukan kafir tidak mampu menyeberangi parit-parit yang di buat sebagai lapisan pertama benteng pertahanan kaum muslimin dari serangan bala tentara kaum kafir.Dalam masa-masa pengepungan itu,bala tentara kafir bertahan di pos-pos mereka di seberang parit di luar Madinah.Kemudian Allah mengirimkan angin yang sangat dahsyat kepada bala tentara kafir tersebut,sehingga memporak porandakan kemah-kemah mereka,dan rasa takut benar-benar telah menyelimuti bala tentara kafir pada saat itu dengan di tambah kekurangan logistik makanan dan air minum,serta berjangkitnya wabah penyakit.Hingga akhirnya bala tentara kafir itu mundur dan kembali ke Makkah.

PENAKLUKAN KOTA MAKKAH

                      Pada tahun 8 Hijriah,Rasulullah Saw memutuskan untuk menaklukan kota Makkah.Maka pada tanggal 10 Ramadhan,beliau berangkat bersama puluhan ribu tentara kaum muslimin menuju Makkah.Pasukan muslimin memasuki Makkah tanpa perlawanan apapun dari orang-orang kafir.Di mana akhirnya kaum kafir Quraisy menyatakan menyerah dan Allah memberikan kemenangan yang besar pada kaum muslimin.Sesampai di Makkah Rasulullah Saw langsung menuju ka'bah untuk melakukan thawaf dan shalat 2 rakaat di dalamnya.Kemudian beliau menghancurkan dan melempar keluar berhala-berhala yang ada di dalam ka'bah dan sekitarnya.Rasulullah Saw berdiri di pintu Ka'bah,sedangkan kaum kafir Quraisy berbaris di masjid Haram menantikan keputusan dan tindakan Rasulullah Saw kepada mereka selanjutnya.Rasulullah Saw berkata kepada orang-orang kafir itu,"Wahai kaum Quraisy!,apakah yang akan aku lakukan terhadap kalian?".Mereka menjawab,"Kebaikan angkau wahai saudara yang baik dan anak dari saudara yang baik pula".Rasulullah Saw berkata,"Pergilah!,kalian telah bebas!".Rasulullah Saw telah memberikan tauladan yang agung dengan memaafkan musuh-musuhnya yang telah menyiksa,menyakiti,membunuh para sahabatnya,dan mengusir kaum muslimin dari kampung halamannya sendiri.
                     Setelah penaklukan kota Makkah,manusia berbondong-bondong memeluk islam.Pada tahun ke-10 Hijriyah,Rasulullah Saw melaksanakan haji dan itulah satu-satunya haji yang di lakukan beliau bersama 100.000 orang.Dan setelah itu beliau kembali ke Madinah.

WAFATNYA RASULULLAH SAW

                      Sekitar 2 bulan setengah,setelah kembalinya Rasulullah Saw dari menunaikan ibadah haji,Rasulullah Saw menderita sakit.Dan hari demi hari,sakitnya semakin bertambah parah.Setelah merasa sudah tak mampu menjadi imam shalat,beliau meminta Abu Bakar untuk menggantikannya,tepat tanggal 12 Rabi'ul Awwal,hari senin,akhirnya beliau wafat menghadap kepada Allah dalam usia 63 tahun.
                      Berita wafatnya Rasulullah Saw sampai kepada sahabat dengan cepat,hampir saja mereka tidak sadar dan tidak mempercayai berita kematian Rasulullah Saw,hingga akhirnya Abu Bakar as-Shiddiq bangkit untuk menenangkan mereka dan menjelaskan bahwa Rasulullah Saw hanya manusia biasa yang juga mati seperti halnya manusia yang lain.Mereka-pun akhirnya sadar.Acara memandikan,mengkafani,dan memakamkan Rasulullah Saw telah di laksanakan.Dan setelah kematian Rasulullah Saw,kaum muslimin mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah (pemimpin) mereka yang pertama setelah Rasulullah Saw.
                      Masa kehidupan Rasulullah Saw di Makkah sebelum di angkat menjadi Rasul selama 40 tahun,dan setelah menjadi Rasul selama 13 tahun.Sedangkan di Madinah beliau hidup selama 10 tahun.

AHLAK RASULULLAH SAW
                       
               Rasulullah Saw adalah orang yang sangat pemberani.Ali bin Abi Thalib berkata,"Jika keadaan kami sangat kritis dan musuh sudah saling berhadapan,maka kami berlindung kepada Rasulullah Saw".Rasulullah Saw adalah orang yang sangat pemurah,tidak pernah ketika di mintai sesuatu dan beliau berkata,"Tidak".Rasulullah Saw adalah orang yang sangat pemaaf,beliau tidak pernah membalas atau marah.Kecuali jika kehormatan agama telah di lecehkan,maka beliau akan membalasnya demi Allah.Orang yang dekat dengan beliau maupun yang jauh,dan orang yang lemah maupun yang kuat mendapatkan hak yang sama dari beliau.Beliau menegaskan bahwa tidak ada orang yang lebih mulia dari orang lain kecuali karena ketaqwaannya,dan manusia adalah sama.Umat-umat terdahulu menjadi binasa karena berlaku diskriminatif,yaitu jika seorang tokoh mencuri maka mereka membiarkannya,dan jika orang yang lemah melakukannya maka mereka menghukumnya.Rasulullah Saw bersabda,"Demi Allah, jika Fatimah binti Muhammad mencuri,pasti aku akan memotong tangannya".

Minggu, 07 Agustus 2011

MULIAKANLAH TAMU ANDA

                   Tamu itu adalah raja,mungkin itu pepatah yang sering kita dengar pada umumnya,namun terkadag pada kenyataannya masih kita jumpai fakta di mana masih ada sebagian  umat islam yang kurang menyadari bagaimana segi pelayanan tamu menurut versi Al Qur'an dan Sunnah Nabi Saw,bahkan yang menyedihkan sekali terkadang ada pula yang enggan menerima kehadiran tamu di rumahnya,memilh-milih tamu yang sekiranya pantas di layani atau di abaikan dengan perlakuan sikap yang beragam,padahal kita tidak patut untuk mengkategorikan tamu-tamu yang sengaja datang kepada kita.Mungkin kita pernah mendengar cerita tentang Nabi Ibrahim bersama Tamu-tamunya,di dalam Al Qur'an Surat Adz Dzaariyat ayat 24-30: 24).Adakah telah sampai kepadamu (Muhammad) ceritanya tamu Ibrahim (Malaikat) yang di muliakan.
25).Ketika itu mereka masuk ke tempat Ibrahim lalu mengucapkan,"Salaaman",Ibrahim-pun menjawab,
      "Salaamun",(pada hal mereka itu) orang-orang yang belum di kenal Ibrahim.
26).Maka diam-diam Ibrahim-pun pergi kepada keluarganya,maka kemudian Ibrahim (kembali kepada tamu-tamunya) dengan membawa daging anak sapi (yang di bakar).                                                      
 27).Maka di hidangkanlah kepada mereka,(tetapi mereka tamu tidak mau makan).Ibrahim-pun berkata,
      "Mengapa kalian tidak mau makan?"
28).Maka Ibrahim-pun merasa takut terhadap mereka.Mereka tamu seraya berkata,"Jangan-lah engkau
      merasa takut",dan mereka memberi kabar gembira kepada Ibrahim dengan (kelahiran) seorang anak
      yang alim (Ishak).
29).Kemudian Istri-nya (Hajar) datang tersontak kaget sambil menepuk wajahnya sendiri,dan berkata,"Aku
      ini hanyalah seorang perempuan tua yang mandul"
30).Mereka tamu berkata,"Demikian itulah Tuhan-mu berfirman,sesungguhnya Dia (Allah) Dzat yang 
      Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"
                   Ayat-ayat di atas telah mengisahkan tentang bagaimana Nabi Ibrahim memperlakukan tamu-tamunya dengan sangat baik,Nabi Ibrahim ketika itu menghidangkan makanan terbaik yang di milikinya,yaitu daging seekor anak sapi yang di bakar.Padahal Nabi Ibrahim sama sekali tidak menyadari bahwasannya tamu-tamu tersebut adalah beberapa Malaikat yang menjelma menyerupai laki-laki.Dan dengan keikhlasan Nabi Ibrahim menjadi hamba Allah yang shalih itu pula Allah memberikan kabar gembira kepadanya berupa kelahiran Ishak,padahal pada saat itu di dalam asbabunnuzul ayat ini di jelaskan bahwa Nabi Ibrahim telah berusia lebih dari 100 tahun,sedangkan istrinya Hajar pada saat itu berusia sekitar 90 tahun,sedangkan Hajar adalah seorang yang mandul.Secara akal sehat,bagaimana mungkin mereka bisa mendapat keturunan?,namun itulah kuasa Allah,"Kun Fayakun",jika Allah berkehendak maka tidak ada sesuatupun yang mustahil di permukaan bumi ini,maka jangan pernah sesekali kita berputus asa dari rahmat Allah Swt.
                   Di dalam sebuah Hadist,Rasulullah Saw bersabda,"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan pada tamunya,dan adapun kewenangan tamu (kebebasannya untuk meminta pelayanan) adalah sehari semalam,dan adapun hidangan (wajib di berikan) untuk tamu adalah selama 3 hari,setelah lebih 3 hari (makan/hidangan) untuk tamu adalah sadaqah (tidak wajib),dan tidak boleh bagi seorang tamu selama ia bertamu menyusahkan/memberatkan tuan rumah".(HR.Bukhari-Kitabul Adab)
                  Adakah contoh tauladan seperti ini kita temukan di dalam kalangan umat islam pada zaman seperti sekarang ini?,jika-pun ada mungkin sebagian kecil yang mampu mempraktekkan adab Nabi Saw tersebut.Dan hal ini juga patut kita acungkan jempol dan perlu kita jadikan contoh suritauladan yang baik.Sebab orang-orang yang mampu mempraktekkan dalil memuliakan tamu tersebut berarti adalah orang-orang yang mewarisi sunnah Nabi,ajaran Nabi Muhammad Saw.
                  Dalam Hadist lain juga di riwayatkan,"Ketika itu Ukbah Rodiyallahu Anhu berkata kepada Nabi Saw,'Yaa Rasulullah jika seandainya engkau mengutus kami kepada suatu kaum dan kami menginap bersama mereka,namun mereka sama sekali tidak menjamu kami,maka bagaimanakah menurut engakau?',lalu Rasulullah Saw bersabda kepada kami,'Jika kalian menginap di tempat suatu kaum bersama kaum tersebut maka perintahkanlah mereka untuk menjamu kalian dengan selayaknya dan terimalah jamuan mereka itu,dan apa bila mereka tidak berbuat demikian (tidak menjamu kalian) maka ambillah oleh kalian hak-nya tamu yang selayaknya dari mereka".(HR.Bukhari-Kitabul Adab)
                  Ada beberapa hal yang bisa kita petik dari hadist di atas,yakni jika kita kedatangan tamu,maka kita memiliki kewajiban dalam mengurus dan melayani tamu tersebut dengan jamuan terbaik yang kita miliki.Dan apa bila kita mengabaikan serta membiarkan orang yang menjadi tamu kita,maka tamu tersebut mempunyai kewenangan untuk mengambil hak-nya sebagai tamu di rumah kita,mungkin dengan mengambil makanan sendiri di dapur,atau meminta kamar untuk beristirahat.Namun alangkah berahlaknya anda berbuat hal yang terbaik jika kedatangan tamu di rumah anda,dan jangan sampai anda membiarkan tamu begitu saja di rumah anda dengan perlakuan yang kasar dan tanpa memberikan pelayanan sedikitpun kepadanya,sehingga bagi tamu yang memahami akan haknya sebagai tamu,bisa saja ia akan menuntut haknya kepada anda dan hal itupun dapat menyebabkan fitnah bagi diri anda sendiri selaku tuan rumah,maka hendaknyalah anda bergegas dalam memberikan pelayanan terbaik untuk tamu anda.
                   Selain sikap memuliakan tamu adalah suatu perintah mulia dari Rasulullah Saw,di samping itu di sisi Allah juga mendapatkan kebaikan pahala beramal shaleh,bahkan di dalam hadist-hadist lain banyak di terangkan kefadhalan dari memuliakan tamu,yakni tamu yang datang ke rumah kita ketika ia keluar dari rumah kita maka keburukan-keburukan yang ada di dalam rumah tersebut akan keluar bersama berlalunya tamu meninggalkan rumah kita,dan jika kita inggin di mudahkan rizki dari Allah maka hendaklah memuliakan tamu.Bahkan bisa jadi tamu yang datang ke rumah kita itu adalah Malaikat yang menjelma menjadi seorang pengemis yang meminta-minta yang membawa kabar gembira seperti halnya cerita Nabi Ibrahim bersama tamunya,akan tetapi kita malah mengusirnya sehingga hilanglah kesempatan kita untuk mendapatkan suatu kabar gembira dan rizki dari Allah yang tidak kita sangka-sangka melalui perantara tamu tersebut.Gambaran ini bukan maksud kami untuk menyamakan persepsi seperti cerita Nabi Ibrahim yang pasti akan terjadi sama persis kepada kisah anda,namun Allah SWT itu adalah Dzat yang memiliki rahasia yang tersembunyi,dan bisa saja Allah menentukan takdirnya kepada setiap manusia seperti contoh kejadian orang-orang yang terdahulu sebelum kita,Wallahu alam.
                   Di riwayatkan dalam suatu Hadist,"Bahwasannya ketika itu Abu Bakar tengah kedatangan beberapa orang tamu,dan Abu Bakar berkata kepada anaknya Abdurrahman Rodiyallahu Anhuma,'Wahai abdurrahman,jamulah tamu-tamu ku ini terlebih dahulu,sebab aku ada kepentingan keluar untuk menjumpai Nabi Saw',kemudian Abdurrahman-pun melaksanakan perintah baapaknya (Abu Bakar),ketika hidangan telah siap dan di hidangkan,Abdurrahman-pun berkata kepada para tamu tadi,'Makanlah kalian',akan tetapi salah satu tamu itu bertanya kepada Abdurrahman,'Di manakah tuan rumah kita (Abu Bakar)?',lalu Abdurrahman menjelaskan kepada mereka bahwa Bapaknya (Abu Bakar) ada keperluan sesaat untuk menjumpai Nabi.Kemudian Abdurrahman kembali menawarkan hidangannya kepada tamu-tamu tadi,'Silahkan,makanlah kalian'.Salah satu tamu tadi berkata,'Sesungguhnya kami tidak akan makan sebelum tuan rumah kita (Abu Bakar) datang',Abdurrahman berkata,'Terimalah hidangan kami ini,dan makanlah kalian,sebab apa bila bapak (Abu Bakar) kembali,dan mendapati kalian belum makan di rumah ini maka sungguh kami akan di marahi',maka tamu-tamu tersebut tetap menolak tawaran dari Abdurrahman,'Duhai sungguhlah aku dapat membayangkan jika bapak (Abu Bakar) kembali,kami tentu akan di marah',ungkap Abdurrahman dengan kekawatirannya.Dan ketika Abu Bakar telah kembali ke rumah,Abdurrahman yang mengetahui Abu Bakar telah pulang,seketika itu juga bergegas pergi bersembunyi.Di saat Abu Bakar menyaksikan tamunya tidak sedikitpun yang mencicipi hidangannya,ia-pun bertanya kepada tamu-tamu itu,'Kenapa kalian ini (belum memakan hidangan kami)?',kemudian tamu-tamu tersebut menjelaskan alasan mereka kepada Abu Bakar.Pada saat itu Abu Bakar menduga bahwa Abdurrahman membiarkan tamu-tamunya begitu saja sehingga Abu Bakar-pun berteriak-teriak memanggil Abdurrahman yang tengah bersembunyi karena takut akan di marah,'Wahai Abdurrahman...!?',mendengar panggilan Abu Bakar,Abdurrahman memilih untuk diam dan tidak berani keluar dari persembunyiannya,untuk kedua kalinya Abu Bakar kembali memanggil Abdurrahman,'Wahai Abdurrahman...!?',Abdurrahman tetap memilih berdiam diri,sehingga ketiga kalinya Abu Bakar-pun berkata,'Wahai anak yang bodoh!,aku bersumpah seandainya engkau mendengar panggilanku dan kamu tidak juga datang maka aku-lah yang akan mendatangi mu'.Akhirnya Abdurrahman-pun memberanikan diri keluar mendatangi Abu BAkar sambil berkata,'Cobalah engkau (bapak) tanyakan kepada tamu-tamu engkau (bahwa aku sudah membujuk mereka utuk makan tapi mereka tidak mau dan mereka tetap ingin menunggu engkau kembali)'.Kemudian salah satu tamu tersebut berkata,'Benar wahai Abu Bakar,sesungguhnya Abdurrahman telah menawarkan hidangan kepada kami,(tapi kami ingin menunggu kedatanganmu terlebih dahulu)',Abu Bakar berkata,'Mengapa kalian harus menuggu ku kembali?,(jika begitu) demi Allah malam ini aku tidak akan mencicipi hidangan ini'.Tamu yang lain-pun berkata,'Demi Allah,kami-pun tidak akan memakan hidangan tersebut sebelum engkau yang memulainya'.Abu Bakar berkata,'Aku tidak pernah melihat malam terjelek dari pada malam ini,kenapa kalian begitu?,kenapa kalian tidak mau (menerima hidangan yang menjadi hak kalian?)'.Akhirnya Abu Bakar-pun memerintahkan Abdurrahman mengambilkan makanan untuknya dari dapur,kemudian Abu Bakar meletakkan makanan tersebut di tangannya lalu memakannya dengan terlebih dahulu membaca kalimat 'Bissmillah' ,dan kemudian Abu Bakar-pun makan bersama-sama para tamunya".(HR.Bukhari-Kitabul Adab)
                  Inilah suatu pelajaran yang sangat berharga dari suri tauladan salah seorang sahabat terdekat Nabi Saw,dan juga orang yang pertama kalinya menjadi khalifah setelah sepeninggalnya Nabi Muhammad Saw.
Ini adalah wujud kecintaan terhadap Rasulullah Saw,dengan merealisasikan sunnahnya,mengikuti suruhannya,itu semua adalah suatu kelezatan yang mendorong keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya.
Jadi adapun agama ini harus kita buktikan dengan praktek yang sesungguhnya baik di dalam urusan yang besar maupun dalam urusan yang terkecil sekalipun.
Jazakumullahu khairan.
                                                                                     By.H.Muhammad Faqih Abdulloh